Selasa, 31 Maret 2015

LSM Sumba belajar Sistem Teknologi dan Ekonomi untuk Pembangunan Berkelanjutan di Waingapu

Pada tanggal 24-28 Maret 2015 yang lalu, KAIL kembali menyelenggarakan pelatihan untuk peningkatan kapasitas LSM Sumba. Pelatihan kali ini mengangkat topik Pengembangan Sistem Ekonomi dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan. Pelatihan ini berlangsung di Hotel Tanto, Kota Waingapu, Sumba Timur dan dihadiri oleh sepuluh orang perwakilan dari lima LSM Sumba, yaitu Yayasan Sosial Donders, Yasalti, Sandika, Lembaga Pelita dan Yayasan Bahtera.

Bertindak sebagai trainer adalah Tim Trainer dari YPBB, Bandung. Dalam pelatihan kali ini, peserta diajak untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di dalam konteks pemilihan teknologi dan sistem ekonomi untuk mencapai Sumba Iconic Island yang berkelanjutan.

Selama pelatihan, peserta dipandu untuk memahami berbagai sistem instrumen sosial, ekonomi, politik dan teknologi yang banyak digunakan saat ini, memahami paradigma di balik setiap pilihan teknologi dan sistem ekonomi berikut dampaknya terhadap keberlanjutan, melakukan analisis keberlanjutan berbagai pilihan teknologi dan sistem ekonomi berdasarkan konsep ekoefisiensi dan berlatih merancang sistem ekonomi dan pilihan teknologi yang sesuai untuk keberlanjutan Pulau Sumba, khususnya di wilayah dampingan masing-masing.

Materi utama pelatihan ini terdiri dari dua bagian, yaitu mengenai (1) Teknologi Berkelanjutan dan (2) Sistem Ekonomi Berkelanjutan. Dalam pokok bahasan mengenai Teknologi, materi-materi yang diberikan di antaranya adalah Mengenal Berbagai Bentuk Teknologi, Melakukan Kajian Nilai Keberlanjutan Teknologi dan Membuat Pemilihan Teknologi yang sesuai hukum-hukum Keberlanjutan. Dalam pokok bahasan Ekonomi, peserta belajar tentang Paradigma Sistem Sosial Ekonomi yang berjalan sekarang, prinsip-prinsip ekonomi yang berkelanjutan, dan berlatih merancang sebuah sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan di kampung dampingan masing-masing. Di hari terakhir pelatihan, peserta belajar merancang sistem ekonomi dan teknologi yang mendorong keberlanjutan.

Salah satu aspek keberlanjutan yang banyak diulas di dalam pelatihan ini adalah siklus materi. Sistem ekonomi yang sekarang kebanyakan dirancang dengan siklus materi terbuka yang menyebabkan eksploitasi sumberdaya alam berlebihan, kebocoran aliran materi dan penumpukan materi yang tidak digunakan dalam bentuk limbah. Sistem ekonomi semacam ini tidak berkelanjutan karena selain berdampak pada alam, juga pada akhirnya akan menimbulkan masalah bagi manusia dalam bentuk berbagai penyakit, kelangkaan sumberdaya dan bencana alam. ***

Sabtu, 07 Maret 2015

Pelatihan Pembangunan Berkelanjutan di Sumba Barat Daya

Pada tanggal 23-27 Februari 2015 yang lalu, Kail kembali menyelenggarakan peningkatan kapasitas untuk lima LSM Sumba. Pelatihan kali ini bertema Pembangunan Berkelanjutan yang bertempat di Ruang Pertemuan Asrama SOS Donders di Waitabula, Sumba Barat Daya. Pelatihan ini dihadiri oleh sepuluh orang peserta perwakilan dari kelima LSM tersebut. Sebagai trainer, KAIL mengundang tim trainer YPBB, yaitu David Sutasurya dan Fictor Ferdinand. Bertindak sebagai tim pendukung dari KAIL adalah Melly Amalia, Any Sulistyowati dan Yosepin Sri Ningsih.

Pelatihan ini bertujuan agar peserta memahami Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan, Kerangka Pikir Pembangunan Berkelanjutan sehingga dapat merumuskan secara mandiri arahan umum untuk untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Sumba serta dapat merumuskan langkah-langkah kecil mulai dari diri sendiri untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Sumba.

Pelatihan ini dibuka oleh Pater Michael dari Donders. Pater menceritakan visi Donders untuk Sumba yang akan datang. Pelatihan lima hari ini dipandu oleh Tim Trainer dari YPBB yang akan membawakan materi seputar Pembangunan Berkelanjutan. Adapun materi-materi yang diberikan antara lain adalah mengenai Konsep Daya Dukung, Hukum-hukum Keberlanjutan, Strategi Keberlanjutan, Paradigma Pembangunan Berkelanjutan, Kerangka Keberlanjutan, Infrastruktur Alam dan Visi Pembangunan Berkelanjutan. Selain ceramah, selama pelatihan, tim trainer menggunakan berbagai metode seperti menggambar kolaboratif, berbagai simulasi, diskusi kelompok dan menonton film. Pada hari kelima, pelatihan ditutup oleh Pater Michael dari Donders.

Dari hasil evaluasi pada akhir pelatihan, pada umumnya peserta dapat menerima dan memahami materi dengan baik. Beberapa materi dianggap secara khusus menarik karena sesuai dengan kondisi kampung yang didampingi dan juga kehidupan sehari-hari mereka. Konteks lokal pada konsep-konsep pembangunan berkelanjutan yang disampaikan, misalnya dalam bentuk studi kasus, sangat membantu peserta memahami konsep maupun menggagas aplikasinya pada program-program yang mereka jalankan. ***