Sabtu, 07 Maret 2015

Pelatihan Pembangunan Berkelanjutan di Sumba Barat Daya

Pada tanggal 23-27 Februari 2015 yang lalu, Kail kembali menyelenggarakan peningkatan kapasitas untuk lima LSM Sumba. Pelatihan kali ini bertema Pembangunan Berkelanjutan yang bertempat di Ruang Pertemuan Asrama SOS Donders di Waitabula, Sumba Barat Daya. Pelatihan ini dihadiri oleh sepuluh orang peserta perwakilan dari kelima LSM tersebut. Sebagai trainer, KAIL mengundang tim trainer YPBB, yaitu David Sutasurya dan Fictor Ferdinand. Bertindak sebagai tim pendukung dari KAIL adalah Melly Amalia, Any Sulistyowati dan Yosepin Sri Ningsih.

Pelatihan ini bertujuan agar peserta memahami Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan, Kerangka Pikir Pembangunan Berkelanjutan sehingga dapat merumuskan secara mandiri arahan umum untuk untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Sumba serta dapat merumuskan langkah-langkah kecil mulai dari diri sendiri untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Sumba.

Pelatihan ini dibuka oleh Pater Michael dari Donders. Pater menceritakan visi Donders untuk Sumba yang akan datang. Pelatihan lima hari ini dipandu oleh Tim Trainer dari YPBB yang akan membawakan materi seputar Pembangunan Berkelanjutan. Adapun materi-materi yang diberikan antara lain adalah mengenai Konsep Daya Dukung, Hukum-hukum Keberlanjutan, Strategi Keberlanjutan, Paradigma Pembangunan Berkelanjutan, Kerangka Keberlanjutan, Infrastruktur Alam dan Visi Pembangunan Berkelanjutan. Selain ceramah, selama pelatihan, tim trainer menggunakan berbagai metode seperti menggambar kolaboratif, berbagai simulasi, diskusi kelompok dan menonton film. Pada hari kelima, pelatihan ditutup oleh Pater Michael dari Donders.

Dari hasil evaluasi pada akhir pelatihan, pada umumnya peserta dapat menerima dan memahami materi dengan baik. Beberapa materi dianggap secara khusus menarik karena sesuai dengan kondisi kampung yang didampingi dan juga kehidupan sehari-hari mereka. Konteks lokal pada konsep-konsep pembangunan berkelanjutan yang disampaikan, misalnya dalam bentuk studi kasus, sangat membantu peserta memahami konsep maupun menggagas aplikasinya pada program-program yang mereka jalankan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar