Minggu, 21 Desember 2014

Pendampingan Pengorganisasian Masyarakat dan Pemetaan Partisipatif untuk lima LSM di Sumba

Penulis: Any Sulistyowati

Pada tanggal 3-13 Desember 2014 yang lalu, diselenggarakan pendampingan mengenai Pengorganisasian Masyarakat dan Pemetaan Partisipatif di lima LSM peserta program peningkatan kapasitas LSM Sumba. Lima LSM ini adalah penerima hibah dari Hivos untuk program penguatan ekonomi perempuan di Pulau Sumba pada periode September 2014 – September 2015.

Proses pendampingan dilakukan secara berkeliling di kelima organisasi. Bertindak sebagai pendamping adalah Waspotrianto (ELSPPAT), Abdul Jalil (ARKOM), dan Panji Jarmiko (ARKOM). Masing-masing organisasi mendapatkan kesempatan 3-5 hari pendampingan untuk topik tersebut. Proses belajar dapat berlangsung di kantor organisasi masing-masing atau di lapangan dengan metode-metode yang dirancang sesuai dengan kebutuhan masing-masing organisasi.

Sebelum melakukan proses pendampingan, para pendamping mendiskusikan materi dan bahan-bahan belajar dengan peserta melalui diskusi yang partisipatif. Harapannya agar setiap organisasi mendapatkan manfaat maksimal dari proses pendampingan ini. Selain ketiga mentor, para peserta juga didampingi oleh Intan Darmawati untuk memperkuat aspek gender di dalam proses pengorganisasian mereka. ***

Selasa, 16 Desember 2014

Pembentukan Dua Kelompok Tenun Songket di Desa Watu Puda


Penulis: Kontributor Yasalti

Pertemuan pembentukan dua kelompok tenun songket dilakukan pada tanggal 9-12 Desember 2014, di Desa Watu Puda, Sumba Timur. Pertemuan pembentukan kelompok ini diikuti oleh 30 orang peserta. Ke-30 orang peserta ini adalah para perempuan calon anggota kelompok tenun songket yang akan dibentuk. Selain calon anggota kelompok, pada kesempatan tersebut hadir pula para tim konsultan pendamping dari KAIL, yaitu Abdul Jalil, Intan Darmawati, dan Panji Jarmiko.

Selain melakukan pembentukan kelompok tenun songket, dalam pertemuan tersebut juga dilakukan diskusi untuk menemukan dan menetapkan kesepakatan-kesepakatan terkait proses produksi dan pemasarannya. Diskusi ini bertujuan agar anggota kelompok mempunyai kesadaran pentingnya hidup berkelompok, yang dapat meningkatkan posisi tawar terhadap harga produksi tenun songket. Selain itu, dengan kelompok yang solid diharapkan mereka dapat merumuskan dan menyepakati aturan-aturan yang akan dibuat dalam kelompok serta memudahkan kontinuitas pendampingan secara kelompok.

Rabu, 10 Desember 2014

Lokakarya Pembukaan Peningkatan Kapasitas LSM Sumba

Penulis: Any Sulistyowati


Lokakarya Pembukaan Peningkatan Kapasitas LSM Sumba Lokakarya ini adalah kegiatan pertama dari rangkaian program peningkatan kapasitas untuk LSM Sumba yang difasilitasi oleh Kuncup Padang Ilalang (KAIL), sebuah LSM dari Bandung yang berfokus untuk mendukung kerja-kerja perubahan sosial. Lokakarya ini diikuti oleh lima LSM di Sumba yang terpilih untuk mendapatkan dukungan dana dari Hivos untuk program penguatan perempuan di Sumba. Kelima LSM tersebut adalah: Yayasan Sosial Donders, Yayasan Wali Ati (Yasalti), Yayasan Bahtera, Sandika dan Lembaga Pelita. Peserta pelatihan berjumlah 12 orang perwakilan dari kelima organisasi.

Lokakarya ini berlangsung di Hotel Elvin, Waingapu, pada tanggal 1-2 Desember 2014. Hasil yang diharapkan dari lokakarya ini adalah peserta berbagi hasil pelaksanaan proyek HIVOS di organisasi masing-masing dan perencanaan pendampingan untuk peningkatan kapasitas organisasi untuk materi Pengorganisasian Masyarakat dan Pemetaan Partisipatif.

Bertindak sebagai fasilitator adalah Any Sulistyowati dan B. Ratna K. Iswari dari KAIL. Sementara sebagai narasumber Pengorganisasian Masyarakat dan Pemetaan Partisipatif adalah Waspotrianto dari ELSPPAT, Abdul Jalil dan Panji Jarmiko dari ARKOM Jogya. Intan Darmawati sebagai spesialis gender berperan untuk mengintegrasikan aspek gender di dalam materi-materi tersebut.

Donders
Yayasan Bahtera
Yasalti
Lembaga Pelita Sumba
Sandika
Selama dua hari lokakarya ini peserta berproses bersama untuk saling berbagi pengalaman penerapan proyeknya di lapangan dan mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kapasitas mereka. Kemudian mereka menyepakati kalender kegiatan peningkatan kapasitas selama setahun ke depan. Mereka juga mendengarkan presentasi tentang Sumba Iconic Island dari Ibu Gita Meidita sebagai perwakilan dari HIVOS. Pada bagian akhir, mereka menyepakati jadwal pendampingan untuk materi Pengorganisasian Masyarakat dan Pemetaan Partisipatif di organisasi masing-masing.

Pleno1: Donders

Pleno 2: Yasalti

Pleno 3: Yayasan Bahtera

Pleno 4: Lembaga Pelita Sumba

Pleno 5: Sandika

Senin, 01 Desember 2014

FGD Analisa Usaha Produktif Keluarga pra Implementasi Program

Penulis: Kontributor Yasalti

Dalam bulan November 2014, dilakukan FGD analisis usaha produktif keluarga di Waingapu untuk 30 orang perempuan anggota kelompok. 30 orang peserta perempuan tersebut adalah mereka yang bersedia bergabung dalam kelompok dampingan Yasalti, dari 50 orang hasil pendataan awal. 20 orang lainnya memilih untuk tidak bergabung karena merasa tidak mendapatkan manfaat jika mereka bergabung dalam kelompok. Selain mereka ikut hadir juga beberapa orang tokoh Marapu, suami, dan anak-anak anggota kelompok. 


Kegiatan yang berlangsung selama sepuluh hari ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum implementasi program. Tujuannya untuk mengetahui jenis usaha produktif keluarga, memetakan peran-peran anggota yang mendukung proses tenun songket yang akan dikembangkan, dan pengorganisasian individu-individu yang memiliki kemauan, komitmen, dan konsisten. Kegiatan ini diharapkan menjadi media bagi peserta untuk mengaktualisasikan diri,  walaupun masih ada hambatan seperti keterbatasan SDM dan kurang percaya diri.

Minggu, 30 November 2014

Penjajakan dan Diskusi Awal dengan Masyarakat/ Kelompok Tenun Songket

Penulis: Kontributor Yasalti
 
Setelah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa, staf program Yasalti melanjutkan kegiatan dengan penjajakan dan diskusi awal, sekaligus observasi calon anggota kelompok. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh calon anggota yang layak untuk diorganisir dalam kelompok tenun songket. Penjajakan dan diskusi awal dengan masyarakat/ kelompok tenun songket ini dilakukan dengan cara kunjungan ke rumah mereka masing-masing.

Dalam kegiatan ini staf Yasalti mengadakan observasi pada warga, baik yang sudah bergabung dengan kelompok PNPM maupun yang tidak bergabung dengan kelompok PNPM. Pada kegiatan penjajakan ini diperoleh data awal berupa nama 50 orang calon anggota kelompok yang tergabung dalam 8 kelompok tenun yang ada di Desa Watu Puda. Mereka itu adalah para ibu rumah tangga, termasuk yang sudah janda atau menjadi isteri ke-dua atau ke-tiga. Selain itu, ada juga di antara mereka yang masih belum berkeluarga dan sehari-harinya masih bersekolah.

Sabtu, 01 November 2014

Koordinasi dan Perkenalan dengan Pemerintah Desa dan Observasi Awal


Penulis: Kontributor Yasalti

Pada tanggal 28 Oktober 2014, kantor Desa Watu Puda dan rumah Sekretaris Desa dipenuhi oleh orang-orang yang datang dari berbagai tempat. Hari itu diselenggarakan kegiatan koordinasi dan perkenalan Yasalti dengan pemerintah desa, serta observasi awal. Tujuan kegiatan ini adalah adalah memperkenalkan Yasalti yang akan mengadakan program penguatan kelompok tenun songket di Dusun Matawai Amahu, Desa Watu Puda, Kecamatan Umalulu, Sumba Timur. 

Acara hari itu dihadiri oleh masyarakat yang merupakan para calon peserta kelompok dampingan dan keluarganya, serta beberapa orang tokoh marapu. Pada hari itu juga Yasalti menyelenggarakan kegiatan observasi untuk mendapatkan calon anggota kelompok dampingan. Program penguatan kelompok tenun  songket ini direncanakan akan berlangsung selama 1 tahun ke depan dengan dukungan HIVOS.