Senin, 28 September 2015

Evaluasi Program Peningkatan Kapasitas LSM Sumba

Oleh: Navita K. Astuti

Pada hari Senin, tanggal 21 September 2015, diadakan kegiatan evaluasi program peningkatan kapasitas LSM Sumba. Kegiatan evaluasi ini dibagi dalam dua sesi. Pertama, evaluasi program secara umum, yang difasilitasi oleh Shintia Arwida, seorang fasilitator eksternal yang sehari-harinya bekerja di sebuah LSM di Bogor. Kedua, evaluasi program khusus pada aspek gender, yang difasilitasi oleh Intan dari KAIL dan Chusana dari HIVOS.

Bertempat di Hotel Tanto, Waingapu, kegiatan sesi pertama bersama Shintia Arwida berlangsung dari pukul 9.20 hingga 12.20, Metode evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan kepada peserta serangkaian pertanyaan seputar kegiatan di lembaga mereka dalam mendampingi masyarakat Sumba. Jawaban-jawaban dituliskan di selembar kertas dengan diberi kode terlebih dahulu untuk setiap komponen pertanyaan yang diberikan.


Dalam evaluasi program secara umum, hal-hal yang ingin dilihat adalah :
  • Kemampuan untuk mengambil tindakan dari komitmen. 
  • Kemampuan mengaplikasikan materi di lapangan 
  • Kemampuan untuk beradaptasi dan memperbaiki diri. 
  • Kemampuan untuk mencapai kesinambungan

Pihak-pihak yang dievaluasi yaitu:
  1. KAIL sebagai pendamping, 
  2. Yayasan Bahtera, Lembaga Pelita Sumba, Yasalti, Sandika, Yayasan Sosial Donders sebagai partner di Sumba 
  3. Proses peningkatan kapasitas.

Di sesi kedua yang berlangsung dari pukul 13.30 sampai 16.00, Chusana dan Intan memfasilitasi proses evaluasi peningkatan kapasitas dalam aspek program perempuan dan energi terbarukan. Evaluasi ini dibagi lagi ke dalam dua kategori, evaluasi pemahaman individu terkait aspek gender dan evaluasi pemahaman serta penerapan lembaga terkait aspek gender. Metode evaluasi diberikan dengan cara tanya jawab secara lisan dan tertulis.

Kegiatan evaluasi yang terdiri dari dua sesi ini dilanjutkan dengan pembacaan rekap evaluasi sementara dari Shintia, kemudian dilanjutkan dengan tayangan video rekaman kegiatan peningkatan kapasitas LSM Sumba yang telah berlangsung selama satu tahun. Kegiatan evaluasi pada hari ini diakhiri dengan pembagian sertifikat, flashdisk berisi materi pelatihan dan handout pelatihan oleh Any sebagai koordinator kegiatan dari KAIL dan Gita dari HIVOS.



Minggu, 27 September 2015

Kunjungan ke Petani Garam di Desa Pamalala - Waingapu

Oleh: Navita K. Astuti

Pada tanggal 20 September 2015 pukul 15.00 – 18.00, tim KAIL yang terdiri dari Any, Vita, Intan serta tim dari HIVOS yaitu Gita dan Chusana, mengadakan kunjungan ke Desa Pamalala, Waingapu. Desa Pamalala adalah wilayah kerja para petani garam yang didampingi oleh LSM Sandika.

 Selama 1 jam, kami dibawa berkeliling dari satu rumah produksi garam ke rumah produksi lainnya. Di dalam setiap rumah, terdapat bak besar yang digunakan untuk memasak garam yang telah mereka tampung sebelumnya di penampung yang terletak di halaman depan rumah produksi garam. Kami juga ditunjukkan bak masak garam model lama yang menghasilkan lebih banyak asap dibandingkan dengan bak masak model baru yang lebih tertutup dan kurang menghasilkan asap. Dengan meminimalisir asap, maka kesehatan pernapasan para petani garam menjadi lebih baik.

Setelah berkeliling, kami duduk bersama para petani garam untuk berdiskusi dengan mereka. Sebagian besar dari para peserta diskusi adalah perempuan. Chusana dan Intan mengajak para peserta diskusi untuk melihat konteks kerja pembuatan garam melalui analisis GALS (Gender Action Learning System).


Metode analisis ini dilakukan dengan cara meminta para peserta diskusi menggambar sebuah pohon besar. Penempatan gambar peran sesuai karakter gender pada pohon tersebut akan memperlihatkan apakah perempuan bekerja lebih banyak daripada laki-laki.

Dari gambar yang dihasilkan, Chusana dan Intan mengajak para petani garam tersebut untuk melihat kembali, apakah ada dari gambar tersebut yang ingin mereka ubah. Jika ada, mereka diminta untuk melingkari bagian-bagian yang ingin mereka ubah.

Melalui metode analisis GALS ini, para petani garam diajak melihat :

  1. Pembagian peran yang dilakukan di rumah tangga mereka dan kaitannya dengan pekerjaan pembuatan garam. 
  2. Proses pengambilan keputusan yang terjadi di rumah tangga mereka.
  3. Bagaimana pembagian kepemilikan atas aset yang ada di rumah tangga mereka.

***

Jumat, 18 September 2015

Pelatihan Manajemen Organisasi dan Manajemen Rumah Tangga

Penulis: Kontributor Yayasan Sosial Donders

Di Umma Peghe Ghombol, Desa Kandhu Tana, Sumba Barat hari itu sangat ramai. Pada hari itu 34 orang berkumpul untuk mengikuti pelatihan manajemen organisasi dan manajemen rumah tangga. Ke-34 orang tersebut adalah anggota komunitas Kandaba Mopir dan Ice Daha sebanyak 26 orang dan 8 orang staf Yayasan Sosial Donders.

Dalam kegiatan itu, ibu- ibu mendengarkan penjelasan dari fasilitator dan memberikan pendapat dengan antusias. Saat diskusi kelompok semua peserta mendapat kesempatan untuk berbicara dengan bahasa yang dipahami (bahasa Indonesia dan bahasa lokal/Kodi). Hal itu membuat suasana menjadi sangat ramai dan hidup.

Pelatihan manajemen organisasi dan manajemen rumah tangga ini bertujuan untuk memetakan asset dan potensi yang ada pada masing-masing kelompok tenun. Selain itu peserta mendapat gambaran terkait pembukuan kelompok dan memahami tentang cara perhitungan pendapatan dan pengeluaran dalam rumah tangga.

Kamis, 17 September 2015

Pendampingan Pembuatan Laporan Akhir LSM Sumba

Oleh: Deta Ratna Kristanti

Pendampingan Pembuatan Laporan Akhir LSM Sumba merupakan bagian akhir dari rangkaian Program Peningkatan Kapasitas LSM Sumba yang dilakukan sejak bulan September 2014 hingga bulan September 2015 dengan pendamping tim KAIL. Laporan Akhir berisi cerita dan refleksi kegiatan pendampingan masing-masing LSM Sumba terhadap kelompok perempuan di daerah dampingan masing-masing.

Kegiatan Pendampingan Pembuatan Laporan Akhir dilakukan tim KAIL untuk membantu masing-masing LSM agar dapat mengungkapkan cerita yang kaya dan mendalam tentang proses pendampingan mereka, agar dapat menyusun cerita secara lebih terorganisasi, memilih dan menekankan poin-poin penting untuk dimasukkan dalam laporan, serta menggali refleksi tentang proses yang dialami masing-masing perwakilan LSM selama mendampingi kelompok maupun selama menjalani program peningkatan kapasitas di KAIL. Tim KAIL juga membantu memberikan masukan dari sisi tata bahasa dan logika berbahasa Indonesia dalam proses penyusunan laporan.

Kegiatan Pendampingan Pembuatan Laporan Akhir LSM Sumba terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah temu muka dengan para peserta dari 5 LSM Sumba yang berlangsung dari tanggal 5 sampai dengan 9 September 2015 di Hotel Sinar Tambolaka, Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan jadwal sebagai berikut:
1. Yayasan Bahtera – 5 September 2015
2. Lembaga Pelita Sumba – 6 September 2015
3. Yayasan Wali Ati (Yasalti) – 7 September 2015
4. Yayasan Peduli Kasih (Sandika) – 8 September 2015
5. Yayasan Sosial Donders (YSD) – 9 September 2015

Pada masing-masing jadwal tersebut, dua orang dari masing-masing LSM Sumba hadir untuk mengikuti kegiatan ini, kecuali YSD yang hanya mengirimkan 1 orang perwakilan. Tim KAIL yang melakukan kegiatan Pendampingan Pembuatan Laporan Akhir ini adalah Deta Ratna Kristanti dan Intan Darmawati. Selain itu, hadir juga Michael Zakarias Santoso yang memfilmkan semua sesi pendampingan pembuatan laporan serta melakukan sesi evaluasi setelah kegiatan pendampingan pembuatan laporan akhir selesai.

Pada kegiatan Pendampingan Pembuatan Laporan Akhir LSM Sumba, tim KAIL menggali cerita pendampingan kelompok dari peserta yang hadir pada kegiatan ini. Intan terutama menggali cerita pendampingan kelompok dari sisi gender yang akan dimasukkan dalam laporan, sedangkan Deta menggali cerita secara umum terutama cerita dalam 5 bulan terakhir sejak proses coaching terakhir dilakukan (April 2015). Setelah itu, Deta memeriksa dan memberikan masukan terhadap draft laporan yang sudah disiapkan peserta sebelumnya, termasuk menyampaikan masukan-masukan terkait pemindahan draft ke dalam kerangka laporan serta kelengkapannya.

Dalam sesi evaluasi, Michael menyampaikan sejumlah pertanyaan reflektif yang berkaitan dengan Program Peningkatan Kapasitas LSM Sumba yang telah berlangsung selama 1 tahun. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain: Bagian mana yang paling diingat dari seluruh program peningkatan kapasitas LSM Sumba? Bagian mana yang dirasa paling bermanfaat bagi Bapak/ Ibu?

Tahap kedua dari kegiatan Pendampingan Pembuatan Laporan Akhir LSM Sumba adalah mengedit dan merevisi draft laporan akhir dari masing-masing LSM hingga menjadi laporan final. Kegiatan mengedit dan merevisi draft laporan ini dilakukan secara jarak jauh melalui e-mail antara penyusun laporan akhir dan tim KAIL (Deta dan Intan). Kegiatan ini dilakukan antara bulan September 2015 hingga November 2015. Prosesnya: LSM mengirimkan draft melalui e-mail, diperiksa dan diberi masukan oleh tim KAIL dan dikirimkan kembali pada LSM. Kemudian LSM memperbaiki draft laporan dan mengirimkan revisinya kembali pada tim KAIL. Proses ini terjadi dalam beberapa tahapan hingga akhirnya LSM mengirimkan laporan final kepada HIVOS. Pada setiap LSM proses ini terjadi, kecuali YSD yang langsung mengirimkan laporan final kepada HIVOS.

Kamis, 10 September 2015

Pertemuan Rutin Kelompok Tenun Songket dampingan Yasalti di Sumba Timur

Penulis: Kontributor Yasalti

Para staf program pendamping dari Yasalti dan kelompok tenun songket di Desa Watu Puda, Sumba Timur bertemu secara rutin setiap bulan. Kegiatan ini berlangsung beberapa kali dalam setiap bulan, dan dilaksanakan di rumah anggota-anggota dan ketua kelompok tenun songket di sana. Pertemuan ini diikuti oleh anggota kelompok, suami, anak-anak, maupun beberapa orang tokoh Marapu setempat.

Suasana kegiatan ini pada awalnya masih terlihat kaku, karena beberapa orang di antara anggota kelompok belum berani berhadapan dengan orang baru. Namun karena metode pendampingan yang digunakan oleh para staf program adalah pendampingan dan pengorganisasian secara partisipatif, setelah beberapa kali pertemuan suasana menjadi lebih seru dan aktif.

Pertemuan rutin ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pelaksanaan kegiatan berlangsung sesuai rencana yang telah disepakati. Selain itu untuk memantau perkembangan kegiatan dan merumuskan agenda kerja untuk periode berikutnya berdasarkan hasil perkembangan dan tantangan pada periode sebelumnya.

Sabtu, 05 September 2015

Staf Lembaga Pelita berkunjung ke Kelompok Perempuan Ndaku Mbuata Monung

Penulis: Kontributor Lembaga Pelita Sumba 

Pendekatan individu merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Lembaga Pelita Sumba ke kelompok-kelompok yang mereka dampingi. Tujuannya adalah memastikan bahwa kegiatan kerja kelompok tetap berjalan sesuai rencana. Untuk itulah staf lembaga Pelita melakukan kunjungan ke Kelompok Perempuan Ndaku Mbuata Monung di Desa Meorumba pada tanggal 2 September 2015.

Pada setiap kunjungan staf lembaga Pelita berusaha menjalin hubungan emosional dengan masing-masing anggota kelompok, sekaligus melakukan monitoring tentang perkembangan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan anak di keluarga mereka. Salah seorang ibu yang mereka kunjungi adalah Ibu Rambu Lika Ana Amah di Labunggur. Di gambar terlihat Rambu Lika Ana Amah sedang mengamati seekor sapi. Sapi tersebut dibeli seharga Rp7.800.000,- dari hasil usaha bawang merah. Beliau merasa sangat bangga dengan usaha pengembangan sayur di kelompoknya.

Selain bawang merah, saat ini kelompok perempuan Ndaku Mbuata Monung mulai mengembangkan usaha lain, yaitu kacang "brani bon" (kacang merah) dan kacang hijau.